Mei 27, 2014

Flying and off to London


“During your life, never stop dreaming. No one can take away your dreams” 
― Tupac Shakur

Entah kenapa, gua selalu suka quotes yang mengajarkan orang untuk tidak pernah berhenti bermimpi. Bermimpi. Bukan berhayal. Ada perbedaan di antara dua kata tersebut.

Satu mimpi gua yang kemudian jadi nyata adalah pada 28 Maret 2012, gua sempat nge-tweet, "Selalu percaya, suatu hari gua pasti bisa ketemu John Terry." Enam belas bulan kemudian, atau tepatnya Kamis 25 Juli 2013, mimpi itu jadi nyata saat John Terry dan tim bertanding melawan BNI Indonesia All-Star.




Di depan mata, gua melihat, Chelsea ngebantai BNI Indonesia All-Star 8-1 Stadion Gelora Bung Karno. Dan yang lebih menyenangkan adalah, di akhir babak pertama John Terry juga bisa melesakan gol dengan sundulannya.



Awalnya gua sempat sangsi kalau mimpi ini bakal terwujud. Pasalnya, sempat diberitakan, Chelsea ga akan memasukan jadwal kunjungannya ke Indonesia dalam libur musim EPL. Nyatanya kekhawatiran itu tidak terwujud.

Saat Mister Potato bikin pertanyaan, “Kenapa Saya Harus Pergi Ke Inggris?” Hmmm... jawaban yang pertama terlintas di otak adalah, gua mau berada langsung di dalam Stamford Bridge, duduk di East Stand, nonton langsung bagaimana Chelsea bertanding. Melihat Jose Mourinho ga bisa diam meneriakan nama-nama pemain yang dianggapnya enggak menjalankan taktik sesuai arahannya.


foto: talksport.com

Pengen banget lantunkan chant ini di Stamford Bridge.

Flying high, up in the sky, 
We'll keep the blue flag flying high, 
From Stamford Bridge to Wembley 
We'll keep the blue flag flying high..


Oh iya, satu lagi mimpi gua yang jadi nyata adalah saat Blur manggung di Jakarta. Awalnya gua juga sempat sangsi juga kalau Damon Albarn cs bakal main di sini, mengingat Blur sudah lama bubar.

Dan... Hey, mereka manggung juga di sini. Manggung di depan ribuan penonton, yang sekilas mirip di Glastonbury x)).



http://digit4lboy.blogspot.com/2012/11/damon-albarn-is-honorable-supporters-of.html

Dari dua mimpi di atas yang jadi nyata, gua yakin, apa yang lo harapin, bakal jadi nyata. Terakhir, gua mau ngutip perkataan orang besar, John Lennon.

“I believe in everything until it's disproved."

Lewat Ngemil Eksis Pergi ke Inggris Mister Potato, gua mau banget nglihat langsung bagaimana suasana magis bisa berada di dalam Stamford Bridge. Seperti yang The Special One pernah bilang, “In England, when people go to football they just go to think about football. Nothing else. They enjoy every second of the game.”



Read more

November 02, 2012

Damon Albarn is a honorable supporters of the Blues!

Sepakbola Inggris pastinya tidak lepas dari personil atau band yang mendukung salah satu klub yang berlaga di Barclays Premier League. Di setiap klub BPL pasti ada supporter yang berasal dari salah satu personil band, atau mungkin seluruh personil menggemari klub sepakbola yang sama. Dan pada saat semua orang terpaku dengan dukungan yang diberikan Gallagher bersaudara kepada Manchester City, -bahkan pertengahan 90'an Noel pernah berencana membeli separuh saham Manchester City- mungkin masih sedikit orang yang tahu kalau seorang Damon Albarn adalah seorang true blue. Damon menjadi seorang Chelsea Fans jauh sebelum seorang milliuner Roman Abramovic membeli Chelsea pada 2003.



Bahkan saat saya menulis kalimat ini di Twitter; "Okelah, Tottenham Hotspurs punya Gallows, tapi Chelsea punya Damon Albarn X).". Tidak lama, sekitar 15 kemudian tweet saya tersebut di-retweet dengan kata 'otoy' oleh salah seorang teman. Dalam hati, saya hanya bisa senyum. Mungkin banyak yang berfikir kalau Damon adalah seorang fan Arsenal. Asumsi saya tersebut berasal dari banyaknya musisi di Indonesia yang penggemar Blur juga seorang fan Arsenal, klub sekota Chelsea selain Fulham, Tottenham, West Ham, dan QPR.

Sekarang kembali ke paragraf pertama yang menuliskan kecintaan personil band dengan sebuah klub sepakbola BPL. Mungkin Anda semua juga masih ingat, bagaimana perseteruan dua "raja" britpop di pertengahan 90'an atara Oasis dan Blur. Di masa itu, kedua band silih berganti merajai chart top 40 UK. Tidak hanya berseteru di atas dan balik panggung, Damon juga berseteru dengan Gallagher bersaudara di samping lapangan hijau.

Kecintaan Damon terhadap Chelsea ditunjukannya dalam berbagai kesempatan. Di salah satu majalah yang menjadikannya sebagai sampul majalah, dengan bangganya, Damon mengenakan jersey Chelsea musim 1994 hingga 1996.




Dukungan Damon terhadap Chelsea tidak hanya ditunjukan di sampul majalah. Di video klip Blur pun, Damon menyisipkan properti yang berhubungan dengan The Blues. Salah satunya di video klip "Country House". Coba Anda perhatikan di detik kelima, di sana tampak Damon sedang membaca majalah yang tengah mengulas Chelsea.



Kecintaan Damon kepada Chelsea pun ditularkan kepada putrinya Missy. Salah satu pemain favorit putrinya adalah Fernando Torres. "Putri saya (Missy) selalu menjadi fan Torres, bahkan di momen terburuknya." ujar Damon kepada salah satu surat kabar Inggris.



Meski telah menjadi seorang musisi besar, saat menonton pertandingan yang dijalani Chelsea, frontman Blur dan Gorillaz ini tidak pernah berada atau minta ditempatkan di kursi spesial. Damon lebih memilih berada di barisan supporter yang berada jauh dari jangkauan kamera televisi, tidak seperti apa yang dilakukan Noel Gallagher saat menyaksikan pertandingan terakhir musim 2011, saat Manchester City menjamu dan mengalahkan QPR di Etihad Stadium.

Mungkin kejadian yang paling menarik adalah saat Damon menyaksikan secara langsung ketika Chelsea melaju ke final Champion menghadapi Bayern Muenchen di Allianz Arena, dimana Chelsea memenangi pertandingan tersebut dengan skor 4-3 lewat adu penalti. Di Allianz Arena Damon datang sendiri menyaksikan saat Frank Lampard dkk menghempaskan mimpi Arjen Robben untuk mengangkat piala Champion di kandangnya sendiri.


"Semua orang melihat sisi negatif dari Torres dan terus mengkritiknya. Tapi lihatlah dia sekarang. Dia memenangi Liga Champion, Euro dan Golden Boot (top skor Euro) tahun ini. Tidak terlalu buruk dalam setahun kan?"  ujar Damon kepada The Sun.




Damon Albarn will always be remembered as one of the honorable supporters of the Blues!
Read more

Oktober 31, 2011

I Miss You But I Haven't Met You Yet [part I]


Jarum jam menunjukan pukul delapan lewat dua puluh menit. Lebih lama dari waktu yang tertera di lembaran tiket yang menunjukan pertunjukan dimulai pukul delapan tepat. Namun kehadiran penyanyi yang mempunyai suara khas layaknya suara penyannyi cilik Bjork belum juga muncul. Penonton yang sebagian besar menggenakan kaos bergambarkan Bjork baik gambar album maupun design yang baru maupun kaum ekspatriat yang datang masih mengenakan kemeja rapi yang menandakan mereka baru pulang dari kantor tampak tidak terganggu dengan keadaan ini. Kebanyakan dari mereka sibuk menerka pakaian apa yang akan dikenakan dan lagu apa yang dibawakan.

Finally, berselang satu jam dari jadwal semula, Bjork tampil ke atas panggung yang diikuti personilKonser Volta Tour ini dibuka dengan intro "Brenid Vid Vitar"yang mengalun diikuti kehadiran Bjork ke atas panggung yang dikuti riuh yepuk tangan dari penonoton. Selesai Brenid Vid Vitar menghibur penonoton, tanpa basa-basi Bjork yang malam itu mengenakan pakaian merah metalik langsung membawakan "Earth Intruder" sebuah lagu dari album Volta. Sekedar informasi lagu ini tercipta setelah Bjork mendapat inspirasi setelah ia berkunjung ke Aceh Februari silam.

Menyusul "Earth Intruder", "Unvarel" dibawakan dengan penuh semangat yang kemudian diteruskan "All is Full of Love", "Joga", "Pagan Poetry", "Pleasure is all mine", "Hidden Place", "Desired Constellation". Di semua lagu ini penonton terpaku dan terdiam menyaksikan pertunjukan yang disajikan. Baru pada lagu "Army of Me" Bjork memulai pertunjukan sinar laser dari arah panggung yang menambah semarak konser malam itu yang digagas Java Musikindo.

Kesempurnaan konser malam itu tidak hanya dihasilkan dari suara merdu Bjork seorang. 15 personil ikut andil menunjang suksesnya pertunjukan. Tidak seperti pertunjukan grup band ataupun solois, kali ini konser Bjork minim dengan pemain musik alat petik. Diatas panggung hanya diisi oleh seorang Drumer, dua orang programer, seorang pianis dan sepuluh remaja yang mengisi alat tiup.

Di setiap jeda lagu Bjork selalu mengucapkan "Thank you very much." dengan aksen Islandia yang kental. Walaupun minim interaksi dengan penonton, Bjork sempat mengucapkan "I'm sorry because i can't not speak you're language." kali ini masih dengan aksen Islandia yang kental.

Pertunjukan malam itu ditutup dengan lagu "Anchor Song" kemudian Bjork berlalu kebelakang panggung. Hal ini tidak memmbuat penonoton, baik yang berada di kelas tribun maupun festival beranjak. Teriakan "we want more... we want more" bergema, menginginkan Bjork kembali ke panggung. Dan ternyata, as usual, usaha tersebut ternyata tidak sia-sia. Bjork kembali ke panggung dan memperkenalkan nama para personil band satu persatu. "Thank you for being to my concert. I hope you're enjoy. Protect you're language, raise you're flag." Kalimat tersebut menjadi pembuka lagu terakhir, "Declared Independence" yang kembali diambil dari album Volta. Sebuah lagu yang menggugah rasa nasionalis. Di akhir konser Bjork membungkuk kearah penonton yang kembali disambut dengan applause yang meriah dari penonton.

Sumber foto: Kompas.com

[Tulisan ini gw post Sabtu, 16 Pebruari 2008. Copas dari Blog lama gw]
Read more

Juni 15, 2010

Delapan Vokalis Perempuan Dengan Suara dan Paras Indah


Amy Millan (Stars)















Annie-Claude Deschenes (Duchess Says)















Ida Maria








Kathleen Hanna (Bikini Kill)









Tegan and Sara








Tracyanne Campbell (Camera Obscura)






















Lana Del Rey
Read more